mobil bekas

Mobil Bekas /center>

Minggu, 30 September 2012

PENGHARAPAN PASTI DI DALAM TUHAN

Baca: Roma 8:18-25

“Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan.” Roma 8:24a

Semua orang pasti memiliki banyak keinginan dan juga harapan dalam hidupnya. Tak seorang pun mau menjalani hari-hari tanpa ada harapan yang hendak dicapai. Jika tanpa pengharapan orang akan menjalani hidupnya asal-asalan, monoton dan tanpa semangat.

Siapakah di antara kita yang tidak ingin menjadi orang yang sukses, mapan dan bermasa depan cerah? Itulah sebabnya kita mulai merancang/merencanakan segala sesuatunya sejak dini, agar apa yang kita harapkan menjadi kenyataan. Sebagai orangtua kita pasti memiliki pengharapan yang besar terhadap anak-anak kita: sukses dalam studi juga karir. Begitu juga bagi si lajang, ia memiliki harapan-harapan dalam hidupnya: pekerjaan yang mapan, punya rumah dan mobil, serta memiliki pasangan hidup sesuai yang diinginkan. Itu adalah gambaran pengharapan semua orang selama hidup di dunia ini, padahal kita tahu bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara (tidak kekal).

Maka dari itu adalah bijak bagi kita sebagai orang percaya untuk tidak menggantungkan pengharapan kepada hal-hal yang kelihatan, karena tidak ada satu hal pun yang bisa kita harapkan dan andalkan di dunia ini, “...sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.” (ayat 24b-25). Lalu kepada siapa kita menaruh pengharapan itu? Hanya satu saja yang bisa menjadi pengharapan kita yaitu pengharapan di dalam Yesus Kristus. Dia berkata, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10b). Jadi, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7).

Bila kita berharap kepada Yesus pengharapan itu tidak pernah mengecewakan (baca Roma 5:5), karena Dia tak pernah lalai menepati janjiNya! Dan saat kita menaruh pengharapan kita padaNya kita beroleh kekuatan dan semakin kokoh meski berada di tengah badai pencobaan, karena pengharapan itu seperti sauh yang kuat (baca Ibrani 6:19).

Jangan pernah sedikit pun melepaskan pengharapan kita kepada Tuhan, karena ada kemuliaan yang Ia sediakan (baca Efesus 1:18).

 sebelum saya tutup renungan ini, ada sedikit cerita..

Ada seorang yang buta sejak usia 15 tahun. Ia sempat menikmati indahnya alam sekitar. Ia mengalami penurunan penglihatannya ketika berusia sepuluh tahun. Baru ketika berusia 15 tahun, ia tidak bisa melihat secara total. Meski buta, ia tetap memiliki suatu pengharapan bahwa suatu ketika ia akan dapat melihat lagi. Karena itu, ia tidak pernah putus berada dalam pengharaoan seperti itu. Bahkan ia bertambah semangat dalam meniti hari-hari hidupnya.

Di mana harapan itu ia letakkan? Menurut pengakuannya, ia letakkan harapannya pada Tuhan. Ia masih berharap bahwa suatu ketika terjadi mukjizat atas dirinya. Dan yang hanya dapat membuat mukjizat adalah Tuhan. Karena itu, ia menyiapkan hatinya sebaik-baiknya, agar mukjizat dapat terjadi atas dirinya.

Suatu hari, seorang temannya datang mengunjunginya. Teman itu sangat menaruh rasa simpatik padanya. Ia sedih menyaksikan sahabatnya itu mengalami penderitaan itu. Namun si buta itu berkata, “Teman, Anda tidak perlu sedih melihat penderitaan saya. Saya bahkan tidak menderita sedikit pun. Saya punya harapan bahwa suatu ketika Tuhan akan menyembuhkan saya. Saya yakin, Tuhan yang mampu melakukan semua itu.”

Temannya ia bertanya, “Seandainya mukjizat itu tidak terjadi, apa kamu masih percaya kepada Tuhan?”

Tanpa pikir panjang, si buta itu berkata, “Tentu saja. Tuhan toh tidak hanya membuat mukjizat penyembuhan. Tuhan juga begitu dekat dengan saya. Tuhan melindungi saya setiap hari. Jadi tidak ada alasan untuk meninggalkan Tuhan.”

Inilah pengalaman iman manusia akan Tuhan yang begitu baik kepada manusia. Tuhan yang menciptakan manusia itu tidak akan membiarkan ciptaanNya musnah. Tuhan senantiasa melindungi dan memberikan yang terbaik bagi manusia. Inilah keyakinan yang mesti selalu dipegang teguh dalam perjalanan hidup manusia.

Mengapa persoalan-persoalan selalu menjadi bagian dari orang yang kurang percaya? Karena Tuhan dijauhkan dari hidup mereka. Mereka kurang punya pengharapan akan Tuhan yang begitu baik dan murah hati. Tuhan telah memberi segala sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Tetapi manusia seringkali menggerutu, ketika terjadi sesuatu yang kurang baik atas dirinya. Manusia kurang percaya kepada Tuhan.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa ketergantungan kita kepada Tuhan menjadi suatu kemutlakkan. Orang beriman itu orang yang senantiasa menaruh harapannya pada Tuhan. Orang beriman itu orang yang senantiasa menyerahkan seluruh hidupnya kepada penyelenggaraan Tuhan.
Karena itu, kita diajak untuk senantiasa menaruh harapan kita pada Tuhan. Kita mesti yakin dan percaya bahwa hanya Tuhan yang menyelenggarakan hidup ini bagi kita. Suka dan duka yang kita alami mesti membawa kita pada iman yang benar dan tulus kepada Tuhan. Mari kita hidup dalam pengharapan akan Tuhan. Dengan demikian, hanya Tuhanlah tumpuan hidup kita. Tuhan memberkati. **

Pertanyaan-Pertanyaan Refleksi:
1. Dalam terang iman, siapa harapan hidup Anda?
2. Sampai sejauh mana Anda menaruh harapan padanya?
3. Mengapa Anda berani menaruh harapan padanya?